اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Jumat, 14 Januari 2011

HAKEKAT CINTA DALAM ISLAM ( Sumber Renungan Kisah Inspiratif )

Kata pujangga cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta (Jalaluddin Rumi).
Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.
Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.
Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.
Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat yang dicurahkan-Nya.
Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang makhluk terhadap Khaliknya. Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk menjemputnya. Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah. Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh dirinya ketika hidup didunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini. Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.
Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, dia pun melakukan maksiat.
Bagaimana mungkin do’a seorang gadis ingin mendapatkan seorang laki-laki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.
Bagaimana mungkin do’a seorang hamba yang mendambakan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai pemimpin rumah tangga..
Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan.
Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud, sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi contoh teladan
Banyak orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu. Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah wahai saudaraku kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman…
Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar kita sadar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini tinggal bagi kita membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cinta kita pada Allah, agar kita terhindar dari cinta palsu.
Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan yaitu:
1) Iman yang kuat
2) Ikhlas dalam beramal
3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya.

Cinta Dalam Islam


Cinta di pandangan Islam sangatlah indah berikut adalah pandangan cinta menurut ulama:
Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingat (menyebut) Nya, karena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya.
Ar Rabi’ bin Anas (Jami’ al ulum wal Hikam, Ibnu Rajab)
Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar (cinta) dunia padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya.
Salman al Farisi (Az Zuhd, Imam Ahmad)
Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia maka nasehat susah untuk memasukinya.
Malik bin Dinar (Hilyatul Auliyaa’)
Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu.
Ali bin Abi Thalib
Engkau berbuat durhaka kepada Allah, padahal engkau mengaku cinta kepada-Nya? Sungguh aneh keadaan seperti ini. Andai kecintaanmu itu tulus, tentu engkau akan taat kepada-Nya. Karena sesungguhnya, orang yang mencintai itu tentu selalu taat kepada yang ia cintai.
A’idh Al-Qorni

I S B A L; Tela'ah Naqd al-Hadits terhadap Fenomena Kathok Congklang.

Kita tahu ada beberapa hadits yang berkenaan dengan masalah isbal (pakaian,celana,gamis yang melebihi mata kaki). Di antaranya hadits-hadits tersebut ada yang jelas tanpa qoyyid atau alasan dan ada yang terdapat qoyyidnya, sehingga muncul beberapa persepsi berbeda para ulama dalam membedah hadits tersebut. Ada pendapat yang mengatakan bahwa isbal secara mutlak adalah haram dan ada yang mentafshil antara haram dan tidaknya.Namun secara umum jika ada beberapa hadits yang membicarakan hal yang sama,lalu di antara hadits tersebut ada yang sifatnya umum dan mutlak sedangkan di sisi lain mengandung kekhususan dengan sebab qorinah atau qoyyid sebagai penjelas 'illatnya, maka hukum yang ke dua ini adalah yang diprioritaskan.

Berikut adalah hadits dari Ibn Umar r.a, Kanjeng Nabi SAW bersabda:

"لا ينظر الله إلى من جر ثوبه خيلاء".

“Allah SWT tidak akan melihat orang yang menjulurkan (ngelembrehaken, mlorodaken, melotrokna) bajunya karena sombong". (HR Bukhori 5783 dan Muslim 2085).

Arti dari خيلا ء adalah takabbur dan 'ujub. Maksud dari Allah melihat adalah dengan rahmat, kelembutan dan kasih sayangNya. Melihat hadits di atas para ulama sepakat haramnya isbal karena sebab sombong!.

Dalam hadits di atas kemutlakan nash/teks tentang جر ثوبه atau isbal itu di garis bawahi dengan qoyyidnya yakni خيلا ء atau sombong.Artinya isbal yang di sertai kesombongan.Jadi dalam kaidah ushul adalah حمل المطلق على المقيد itu sangat tepat untuk membedah persoalan isbal di atas.

Hukum asal dari memakai pakaian atau celana adalah mubah, tidak haram kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Kita pakai standar umum kaidah ushul fiqhnya:

أن الأصل فى الأشيا ء الإباحة

"Segala sesuatu asalnya adalah boleh".

Pakaian, celana, sarung, onder, gamis, meksi, jeans, komboran, kolor; dan lain-lain apapun bentuknya adalah boleh (mubah), namun bisa menjadi haram ketika terjadi sebab-sebab yang mengharamkannya. Dalam persoalan haramnya isbal adalah karena kesombongannya, jadi bukan isbalnya. Seandainya melakukan isbal tersebut tidak karena kesombongan atau terlepas dari sifat ujub tentu saja sah dan boleh-boleh saja.

Pendapat yang memperbolehkan isbal tanpa sombong ini,diperkuat dengan sebuah hadits shahih dalam riwayat Imam Bukhari r.a, hadits no. 3665 sabagai berikut:

”أن النبي صلى الله عليه وسلم قال:"من جر ثوبه لم ينظر الله إليه يوم القيامة , فقال أبو بكر الصديق رضي الله عنه : يا رسول الله إن إزارى يسترخى . فقال رسول الله صلى الله علبه وسلم : إنك لست ممن يفعله خيلا ء".

Bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barang siapa yang nglembrehaken pakaiannya ke bawah (mata kaki), maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat. Sayyidina Abu Bakar shiddiq r.a bertanya :"Ya Rasulullah ini bajuku nglembreh?!". Rasulullah SAW menjawab: "Sesungguhnya kau bukanlah orang yang menglembrehaken pakaian karena sebab sombong".(HR Bukhori 3665).

Hadits di atas adalah hujjah sharih dan sangat jelas dalam permasalahan isbal, bahwa yang menjadi standar hukum haramnya adalah sebab kesombongannya. Lafadz جر atau nglembrehaken/isbal di qoyyidi dengan kalimat خيلا ء atau sombong dan itu berarti يخصص عموم من أسبل إزاره mentakhsish keumumam isbal.Atau lebih spesifik ancaman "tidak mendapat rahmat dan kasih sayang Allah pada hari kiamat" adalah mereka yang isbal di seraya bersikap kesombongan dan pongah. Dalam hatinya mereka merasa lebih suci dan lebih syar’I melalui sandangannya, padahal dengan bersikap seperti itu maka otomatis ia telah terjerumus pada kesombongan yang menjadi hakekat pelarangan isbal itu sendiri! NaudzubiLlah min dzalik!



Sesungguhnya artikel ini dikonsep oleh Ustad Sugeng Riyadi(Gus Aldi) namun saya ambil demi bertujuan menyiarkan Agama Islam

Kamis, 13 Januari 2011

Arti Sebuah Kata Santri

ARTI KATA SANTRI
Oleh : Ibnu Muslih 1)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اَلحْـَـــمْدُ لِلهِ الَّذِى جَعَلَنَا مِنْ اُمَّةِ محمدٍ , وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِ الانبياء والمرسلين وعلى اله وصحبه اجمعين اما بعدُ
Para Alim Ulama’ yang saya ta’dhimi, khusushon kepada Ustadz Munadzir Imron serlaku pengasuh Madrasah Diniyah Maiftahul Huda yang senatiasa kita harapkan ilmu manfaat, barokah serta fatwa-fatwanya. Kepada Dewan Asatidz-Asatidzah yang saya hormati, kepada Pengurus Madrasah yang kita taati peraturannya wa insya Alloh, dan kepada semua teman santri sejalan, seperguruan yang saya banggakan.
Marilah kita bersyukur kehadirat Alloh SWT, yang telah memberikan ni’mat iman dan islam kepada kita sehingga saat ini kita masih dapat melaksanakan aktifitas ibadah ya’ni tholabul ilmi.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan keharibaan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Beliaulah satu-satunya Nabi yang mampu memberi Syafaat kelak di hari kiamat.

Teman-teman Santri seiman, seislam dan seperjuangan
Malam ini adalah malam yang menegangkan bagi saya yang ada di depan, Mengapa…? Jawab aja sendiri. Kita semua adalah santri, Namun kita kurang mengetahui apa itu dan siapa itu santri ? andaikan kita mengetahui dan mau mengamalkan kata santri itu sendiri Insya Alloh kita akan sukses dimanapaun kita berada
SANTRI merupakan singkatan dari Sabar, Amanah, Niyabah. Tawakkal, Ridho, dan Istiqomah.
Sabar; Firman Alloh dalam Al-Qur’an : ان الله مع الصابرين...{ الاية }, Awal kita masuk ke pesantren memang harus sabar kalau tidak sabar,tidak kerasa, tentu sudah terbang duluan. Iya….kan?, dalam hal ini kita harus sabar dalam melaksanakan syari’at islam, maksudnya waktunya ngaji ya ikut ngaji, waktunya sekolah ya.. sekolah. waktunya Sholat ya sholat. selanjutnya adalah sabar dalam rangka meninggalkan larangan islam, ya’ni tidak melanggar peraturan pesantren, seperti menghasab… jangan, mencuri …jangan, bertengkar sesama teman ....juga jangan, Pacaran……oh ya jangan sampai deh…….jadi harus selalu sabar, dan yang terakhir adalah sabar menerima cobaan, tidak mudah putus asa.

Teman-teman Santri Senasib, Seperjuangan yang tercinta
Yang ke-2 adalah : Amanah maksudnya kita sebagai santri harus mampu melaksanakan amanah yang telah dibebankan kepada kita; apa itu ?....Kita adalah santri, agar dapat menjadi generasi muda yang baik serta benar maka kita harus menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh karena dengan ilmu itulah kita akan selamat dan bahagia hingga akhir masa. kita jauh-jauh dari rumah datang ke sini, ke pesantren ini tidak lain berdasarkan niatmencari Ilmu karena Alloh dan menghilangkan kebodohan.
Selanjutnya adalah Niyabah yakni mampu menjadi ganti maksudnya adalah seorang santri diharapkan menjadi orang yang serba guna, serba bisa dalam segala permasalahan, Kades mati.. bisa jadi kades, Camat meninggal.. mampu jadi camat begitu juga ketika seorang kiai wafat.. maka seorang santri mampu meneruskan perjuangannya dan pada giliranya mampu mengantikan hal hal yang kurang atau tidak baik menjadi baik.
Kata SANTRI yang keempat adalah huruf T artinya adalah Tawakkal; setelah kita berusaha sabar melaksanakan perintah, meninggalkan larangan, serta mampu memegang amanah dan telah berhasil menggantikan yang jelek menjadi baik maka tingkatan selanjutnya kita harus tawakkal (menyerahkan diri) kita sepenuhnya kepada Sang Maha Kuasa, Apapun rencana kita, usaha kita, Tuhanlah penentu akhirnya. Oleh karena itu bertawakallah ………………….

Teman –teman ku yang sejati dan dewan juri yang baik hati
Kemudian adalah Ridho, Rela menerima apa yang telah ditakdirkan Alloh SWT untuk kita, eh……….jadi petani, ya..petani yang beriman ( tidak merampas sawahnya teman ), kebetulan jadi pedagang, ya ….pedagang yang beriman (tidak mengurangi timbangan), jadi pejabat,…ya..Pejabat yang beriman ( Tidak suka korupsian ), begitu juga kita yang menjadi santri ya….jadilah santri yang beriman ( ngajinya tidak malas-malasan serta tidak melanggar peraturan) dan lain sebagainya.
Terkhir adalah I yaitu Istiqomah, Konsisten /terus menerus dalam meningkatkan kebaikan, istiqomah bukan berarti tetap tidak bergerak, kalau dulu awal masuk pondok sholatnya hanya sholat fardlu maka sekarang harus ditambah dengan sholat sunat, kalau dulu baca Al-Quran sehari sekali maka sekarang paling tidak lima (5) kali sehari dan lain-lain. Istiqomah ini hanya khusus dalam kebaikan bukan keburukan, jadi kalau dulu awalanya suka nonton TV di rumah sekarang harus di kurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali bukan malah ditingkatkan nonton TV-nya. Mau jadi apa………..?

Teman –teman Santri yang indah menawan hati dan dewan juri yang baik hati
Agar tidak lupa akan apa yang telah saya sampaikan coba jawab bersama-sama:
Kata SANTRI ?! .S, artinya……. A, artinya……N, artinya……T, artinya……R, artinya……I, artinya……
Terima kasih, Hanya ini yang dapat saya sampaikan, sebagai manusia biasa, saya tidak mungkin lepas dari khilaf dan lupa maka kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, semoga apa yang telah saya sampaikan dapat bermanfaat fiddini wad dunya wal akhiroh. Amin اِهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيْم وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته